Kamis, 12 November 2009

Teringat Masa Kecil



Masa kecil. Ya, terkadang kita suka senyum-senyum sendiri kalo teringat masa kecil. Melihat bentuk fisik tubuh kita, hingga mendengar cerita-cerita unik dan lucu dari ibu.

Saya pun teringat beberapa cerita yang pernah diceritakan oleh ibu saya. Tentu tentang kenakalan dan ulah saya yang kerap kali merepotkan. :-"

“Kamu itu dulu kecilnya nakal sekali”, begitu ibu saya mengawali cerita suatu saat. “Kamu itu suka nggrathil, tangannya ndak pernah diam. Ke mana-mana pasti merusakkan atau memecahkan sesuatu”.

Pernah suatu ketika, saya bermain di rumah tetangga. Saat itu ada pajangan yang terbuat dari bahan pecah belah, bila dibuka tutupnya maka akan mengeluarkan bunyi dan bercahaya. Karena rasa ingin tahu, saya pun “mengutak-atik” barang itu hingga akhirnya barang itu rusak dan pecah.

Menginjak besar, saya makin menjadi kenakalannya. Berhubung temen-temen sepermainan saya rata-rata umurnya lebih tua dari saya, saya pun sering dijadikan bulan-bulanan. Sering kali saya ditakut-takuti oleh temen-temen saya itu, dan mereka sering sekali tertawa terbahak-bahak kalo melihat saya menangis ketakutan akibat takut oleh “hantu-hantuan” yang mereka bikin. Ulah temen-temen saya tersebut akhirnya membuat saya menjadi “pemberani” karena saya tak mau dijadikan bulan-bulanan. :D

Dari teman-teman sepermainan saya itulah, saya mendapatkan ilmu yang seharusnya ndak saya dapatkan. Mencuri singkong, ketela, jagung, atau kacang tanah, kemudian dibakar lalu disantap beramai-ramai adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Apalagi karena lingkungan rumah saya dulu masih banyak tanah kosong yang ditanami berbagai tanaman produktif.

Ketika teknologi mulai masuk, saya pun sempet ikut merasakan. Mulai dari ding-dong alias video game yang menggunakan koin seratusan perak gede untuk memainkannya, era Atari, Nintendo, Sega, dan Super Nintendo bahkan sampai PS.

Kalo bulan Ramadhan tiba, selain rame-rame pergi ke masjid untuk tarawihan atau subuhan, tentu kita orang sudah punya misi terselubung. Yap. Bermain petasan!!

Paling suka itu kalo pas abis subuh, terus jalan-jalan ke kawasan perumahan baru yang biasanya sepi, mencari “kue tart hangat” hasil perut kerbau atau sapi, tancapkan beberapa mercon Leo di atasnya hingga mirip kue ultah, sulut pake ujung obat nyamuk yang menyala…

Ssstt…. Kabuuurr!!! DOUR!! Crot! Pletak-pletok!!

Mission accomplished! B-) *tersenyum puas melihat sisa-sisa peledakan* \:d/

Ah, masa kecil.. Memang menjadi suatu kenangan yang bisa membuat kita berinstropeksi. Menjadi suatu pelajaran yang berharga.

Kalo inget sekarang, rasanya kok hidup makin berat. Makin banyak hal yang datang dan harus dihadapi. Berbagai masalah, tantangan, hambatan selalu datang menghampiri. Rasanya enak sekali kalo kita hidup jadi anak kecil terus, tetapi tentu saja itu tak mungkin!

Masa lalu hanyalah masa lalu. Kita tak bisa hidup di masa lalu. Waktu tak pernah berjalan mundur, sehingga apa pun yang terjadi kita harus selalu menatap ke depan dengan optimis.

Masa lalu ibarat kaca spion. Kita harus sering-sering menengoknya, menjadi referensi ketika kita hendak melaju ke depan atau berbelok. Tetapi tentu kita tidak bisa terus menerus melihat ke kaca spion, bukan?


0 komentar:

Posting Komentar